Monday, 6 April 2015

Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
 

  • Pengetahuan indrawi lahir atau indrawi luar adalah saat orang mencapainya langsung contohnyapenglihatanpendengaranpenciumanperasaansertaperaba.

  • Pengetahuan indrawi batin ketika menampakkan dirinya kepada orang dengan ingatan dan khayalanbaikmengenai apa yang tidak ada lagi atau yang belum pernahada maupun yang terdapat di luar jangkauannya

Ada beberapa jenis pengetahuan seperti ;

  • perseptif,muncul secara spontan,memungkinkanorang untuk menyesuaikan dirinya secara langsung dengansituasi yang ada.Pengetahuan dalam arti ini lebihmenyatakan dirinya melalui gerakan tangan,tingkahlaku,gerakan,sikap,tindakan,daripada dengan perkataanyang dipikirkan atau dengan keterangan yang jelas 

  • refleksif,ketika pengetahuan itu membuatobjektif kodrat dari suatu realitas apa pun jugaPengungkapannya adalah baik dalam bentuk idekonsepdefinisiserta putusan-putusan maupun dalam bentuklambangmitosatau karya-karya seni.
  • diskursifketika pengetahuan itu memperhatikansuatu aspek dari benda kemudian suatu aspek yang lain, ketika pengetahuan itu pergi dan datang dari keseluruhanke bagian-bagiandan dari bagian-bagian kekeseluruhan.Pengetahuan dalam arti ini lebih menampakkandiri sebagai sesuatu yang datang dari sebab ke akibat dandari akibat ke sebabdari prinsip ke konsekuensi dandari konsekuensi ke prinsipdan sebagainya 
  • intuitifketika pengetahuan menangkap ataumemahami secara langsung benda atau situasi dalam salahsatu aspeknyakeseluruhan dalam satu bagiansebab dalamakibatkonsekuensi dalam prinsipdan sebagainya.
  •         Pengetahuan itu induktifbila menarik yang universal dariyang individual, dan sebaliknya deduktif,bila menarik yang individual dari yang universal. 
  •         Pengetahuan itu kontemplatifbila mempertimbangkan benda benda dalam dirinya dan untukdirinya sendiri
  •         Pengetahuan itu disebut spekulatifbila mempertimbangkan benda-benda dalam bayangan-bayangan dan ide-ideatau konsep-konsep tentang benda-benda itu

2.Intelligence 


2.1 Pengertian 


Istilah Inteligensi diambil dari kata intellectus dan kata kerja intellegere (bahasa Latin). Kata intellegere terdiri dari kata intus yang artinya dalam pikiran atau akal, dan kata legere yang berarti membaca atau menangkap. Kataintellegere dengan ini berarti membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya yang dalam.Menjadi inteligen berarti menangkap apa yang fundamental pada jenis ini atau macam ada yang itu, berarti menangkap apa yang esensial dari suatu gejala. melihat apa yang hakiki dalam kegiatan ini atau itu (menambah. mengurangi, mengalihkan, atau membagi). 

2.2 Penjelasan


Inteligensi adalah kegiatan dari suatu organisme dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi, dengan menggunakan kombinasi fungsi-fungsi seperti persepsi, ingatan, konseptual, abstraksi, imajinasi, atensi, konsentrasi. seleksi relasi, rencana, ekstrapolasi, prediksi, kontrol (pengendalian), memilih, mengarahkan. Berbeda dengan naluri, kebiasaan, adat istiadat, hafalan tanpa mempergunakan pikiran, tradisi. 
Pada tingkat intelek (pemahaman) yang lebih tinggi, inteligensi juga dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah-masalah (soal-soal kebingungan) dengan penggunaan pemikiran abstrak. Tingkat-tingkat inteligensi yang lebih tinggi berisi unsur-unsur seperti simbolisasi dan komunikasi pemikir­an abstrak, analisis kritis, dan rekonstruksi untuk diterapkan pada kemungkinan-kemungkinan lebih lanjut dan/atau pada situasi-situasi yang terkait, entah praktis atau teoretis (Lorens Bagus, 1996: 359). Demikianlah, hal-hal yang berada pada tiap-tiap tahap perkembangan pengetahuan intelektif tidak dapat dipandang sebagai keseluruhan inteligensi itu sendiri.


3.Affection


3.1 Pengertian



Afektivitas bera kognisi, konasi, afeksi yaitu trias dinamika manusia. Maka untuk menciptakan kondisi dimana subjek akan melahirkan kegiatan afektif dengan cara: (a)Subjek dan objek harus terdapat ikatan. (b) Jika objek memiliki nilai maka subjek sendiri memiliki kegiatan (baik dan buruk).(c) untuk melakukan sebuah afektif perlu adanya dorongan agar menimbulkan afektif.(d) mengenal subjek dan berusaha mendefinisikan objek tersebut. (e) imajinasi juga sebagai pndorong dan semangat bahkan bisa mempengaruhi adanya kebohongan.


4.Freedom (kebebasan)

Kebebasan sendiri tidak dapat dipisahkan oleh diri manusia sendiri, serta kebebasa bersifat rapuh dan sensitif namun manusia tetap harus memperjuangkan kebebasannya. Kebebasan pada jaman sekarang lebih berarti untuk mengaktualkan diri atau mengevaluasi diri. Atau lebih mudahnya manusia dapat melakukan sesuatu hal melalui kemauan dirinya sendiri tanpa adanya paksaan.

Freedom is self-determination yaitu suatu sifat atau cirik khas perbuatan yag dilakukan oleh manusianya. Kemampuan memilih karena manusia merupakan tuan untuk kemampuannya sendiri. Menurut Louis Leahy kebebasan moral berbeda dengan kebebasan psikologis namun keduanya memiliki hubungan yang sangat erat.

 

Refrence : 

Bahan disarikan dari binus maya pertemuan ke 5 :
Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom

No comments:

Post a Comment